Saturday, July 25, 2009

bercakapcakap dengan diri sendiri

Apa kabar?

Baikbaik saja.

Hidup anda?

Hidup saya sejauh ini baikbaik saja. Seperti yang saya katakan tadi bukan? Masih menjalani rutinitas seperti biasa. Mencoba menikmatinya. Tidak persis seperti yang saya inginkan memang tapi it’s oke.

Anda tampak bahagia dan riang gembira akhirakhir ini. Ada kejadian khusus? Ataukah ini karena manusia undurundur itu?

(membelalak, lalu tertawa)


Hahahahaha!! Anda bisa saja.

Benar. Anda jadi lebih sering tersenyum sendiri. Perasaan yang anda alami saat ini tampaknya memberi pengaruh besar pada mood anda.

Mungkin juga. Saya memang merasa lebih gembira akhirakhir ini. Efeknya tentu saja berseriseri dan sering tertawa sendiri. Perasaan saya jadi lebih ringan akhirakhir ini. Saya suka itu.

Saya juga suka ketika anda tertawa dan tersenyum seperti itu. Lebih segar. Manis.

Hahahahahahaha!!! Terima kasih. Pujian yang membuat saya melambung.

Hahahaha!! Anda lucu kalau anda tahu. Tapi satir sesekali.


Anda benar. Lagilagi. Saya lucu, memang. Saya satir, saya juga tahu. Bukan hanya sesekali, sering mungkin lebih tepat.

Oke, cukup dengan itu. Sekarang, bagaimana dengan manusia undurundur itu? Anda menyukainya ya?

Dia? Hmmm, memang saya menyukainya. Dia baikbaik saja. Menikmati hidupnya agaknya. Dan saya tertarik padanya karena itu.

Bukan karena humble-nya itu? Atau low profile-nya itu?


Itu juga. Itu yang membuat saya tertarik padanya.

Bagaimana sih sebenarnya awal mula dari semuanya ini?


Awalnya? Jangan tanya mengenai hal itu. Saya sendiri bingung bagaimana menjawabnya. Bingung bagaimana semua ini bisa dimulai. Tapi seperti anda tahu, kadangkadang kita tidak membutuhkan alasan spesifik untuk menyukai seseorang bukan? Semua terjadi begitu saja. Jadi sudah tidak terlalu penting untuk merunut darimana awalnya. Mungkin gambarannya seperti ini: saya mendekat kepadanya dan menariknya mendekat ke arah saya. Jadi sudah ruwet dan tidak bisa dirunut lagi. Tapi siapa peduli dengan hal itu kan?

Tapi ketika itu menyangkut anda –anda kan sering mengatakan, tidak ada yang kebetulan dan semua pasti ada alasannya—pasti ada alasannya.

Seharusnya iya, tapi kali ini saya tidak menemukannya. Tahutahu saya sudah menyukainya. Mungkin karena bergaul dengannya secara intens ya. Saya jadi mengenal sisi dirinya. Meskipun belum semuanya. Terlalu dini kalau saya jadi menyukainya membabi buta. (tergelak). Dan saya tidak mau seperti itu.

Menyukainya membabi buta? Maksudnya?

Menyukainya dengan sangat dan berharap banyak padanya. Itu yang saya maksudkan. Saya belajar banyak.

Dari hubungan anda sebelumnya? Begitu?


Iya. Bukan hubungan yang menyenangkan, tapi memberi saya banyak pelajaran. Saya kehilangan banyak, tapi saya juga belajar banyak hal dari hal yang sudah berlalu itu. Dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.

Peristiwa yang telah lalu membekas sekali ya untuk anda? Saya melihat anda jadi lebih berhatihati dan menjadi lebih keras pada diri anda sendiri? Anda tidak menyalahkan diri anda bukan mengenai yang telah berlalu itu?

(diam) peristiwa yang telah lewat itu memang membekas sekali dalam diri saya. Saya rasa bekasnya masih terlihat hingga saat ini. Tapi saya somehow bersyukur telah keluar dari hubungan itu dan mampu melewatinya. Bukan hal yang mudah. Ada banyak saat ketika saya menyalahkan diri saya sendiri kenapa itu bisa terjadi. Kalau saya begini, pasti tidak akan begitu dan bla bla bla banyak hal lain. tapi sekali lagi saya bersyukur sekali bahwa saya sudah melaluinya.

Saya paham dengan itu. Paham. Saya melihat anda sudah baikbaik saja. Saya senang sekali melihatnya. Dan yang lebih menyenangkan, anda mulai menyukai orang lain. tindakan yang berani, saya mendukungnya sepenuh hati.

Terima kasih. Saya memang membutuhkan dukungan.

Ketika anda melihat hubungan yang telah lalu itu sekali lagi, apa yang anda rasakan?

Ketika saya melihat lagi hubungan itu dengan kacamata saya sekarang, saya memang masih merasa sedih, tapi bukan sesuatu hal yang akan menghentikan langkah saya. Saya melihatnya sebagai salah satu bagian dari hidup saya. Itu saja. Saya masih menganggapnya sebagai sesuatu yang berharga.

Lalu bagaimana dengan perasaan anda dengan orang itu?

Orang itu? Siapa? Si pak tani itu?

Iya. Bagaimana perasaan anda padanya? Anda masih mencintainya?

Ya. Perasaan saya padanya masih tetap sama seperti dulu. Tidak berubah. Masih ada rasa marah yang belum tersampaikan, tapi saya mencoba berdamai dengan hal itu.

Anda tidak membencinya?

Saya ingin membencinya tapi ternyata saya lebih hebat dari yang saya sangka. Saya tidak bisa membencinya. Bagaimanapun juga melalui dirinya saya belajar banyak.

jika ada kesempatan bertemu dengannya kembali, anda ingin bersamanya lagi?


Tidak.

Kenapa?

Saya merasa ada beberapa hal yang berubah dari saya dan saya menyukai perubahan itu. Perubahan itu juga terkait dengan sudut pandang saya terhadapnya. Dan lagi saya merasa sudah cukup dengan hubungan dengannya kemarin itu. Sudah cukup. Saatnya mencoba hati baru, hari baru dengan orang baru.

Bagus. Tapi jika anda punya kesempatan untuk bertemu dengannya, dan dia ingin bertemu dengan anda, apakah anda akan menemuinya?

Mungkin.

Anda akan mengatakan apa?

Saya tidak tahu. Hmm, mungkin saya akan mengatakan bahwa saya memaafkannya. Ketika saya memaafkannya, saya memberi kesempatan kepada diri saya untuk memaafkan diri saya sendiri.

Paham. Kita kembali ke manusia undurundur itu ya. Tampaknya lebih menyenangkan membicarakannya daripada membicarakan hubungan anda yang telah lalu itu.


Hehehe, iya.

Anda sepertinya lebih santai menghadapi perasaan anda kepada manusia undurundur itu?

Iya. Saya lebih santai. Tidak terbebani apapun. Karena memang saya sejak awal sudah nothing to lose. Kali ini saya tidak peduli.

Dia sendiri bagaimana?

Saya tidak tahu. Saya juga tidak terlalu peduli dia berpikir apa tentang saya.
Palingpaling dia hanya menganggap saya perempuan sinting. Tidak ada masalah dengan itu. Ini murni untuk diri saya sendiri. Ini semacam doping untuk saya. Sepanjang saya bahagia (tanpa merugikannya juga), saya lakukan.

Pernah terpikir dia juga menyukai anda?

Tidak. Saya malah tidak berpikir ke sana. Saya tidak terlalu peduli. Ada banyak perempuan lain, kenapa harus menyukai saya? Saya terlalu berlebihan jika berpikir bahwa dia menyukai saya.

Bagaimana jika dia memang menyukai anda?

Hahahahaha!!! Tidak bagaimana bagaimana. Itu bisa dibicarakan. Bisa diatur.

Kalau dia mengajak anda berjalan bersamanya? Anda bagaimana?

Saya jelas tidak akan menolaknya hahahahaha!!!! Bodoh jika saya melewatkan kesempatan itu. Dia bukan orang yang saya inginkan dan harapkan memang, tapi saya rasa dia bisa menjadi kawan berjaga yang lebih baik. Bahkan mungkin lebih dari orang yang saya harapkan.

Great! Lalu apa kabar manusia harimau?

Dia? Hmm, saya tidak tahu. Tampaknya sibuk dengan hidupnya sendiri. Saya tidak terlalu memikirkannya akhirakhir ini.

Tidak mencoba mengirimkan sms untuknya? Atau melalui Facebook mungkin?

Saya memang tidak mau mengsmsnya. Saya tidak mau menggaruk gatal yang masih bisa saya tahan hehehe. Melalui Facebook, saya hanya mengirimkan pesan singkat. Sudah cukup bagi saya.

Anda masih menyukainya?

Masih. Tapi saya simpan dalam hati saja. Mungkin suatu saat nanti saya bisa mengatakannya.

Anda masih yakin kalau dia menyukai anda juga?

Masih. Saya masih tetap yakin bahwa ia menyukai saya, hanya saja terlalu takut untuk mengatakannya.

Anda kecewa?

Tidak. Mungkin memang itu jalan terbaik menurutnya. Saya tidak terlalu peduli. Saya menikmati perasaan saya kepadanya.

Termasuk melihat profile-nya di Facebook?

Hahahahaha!!! Benar sekali. Terima kasih kepada Facebook.

Bagaimana dengan keinginan anda untuk sekolah lagi? Sudah kesampaian?

Belum. Belum punya uang. Mungkin tahun depan.

S2 IRB atau S1 Psikologi ekstensi?

Mungkin S1 Psikologi dulu. Saya tertarik Psikologi sejak lama. Sahabat saya bilang, saya pengen masuk psikologi untuk menerapi diri sendiri hehehe.

Benar juga. Mengingat anda tertarik psikologi klinis, tapi ini lebih terkait dengan profesi anda sebagai guru itu bukan?


Iya. Saya merasa bekal saya sebagai guru belum cukup tanpa psikologi.

Anda sudah memutuskan untuk mengajar rupanya?

Iya. Saya mencintainya. Profesi saya dan anakanak saya. Itulah mengapa saya ingin kuliah Psikologi.

Lantas bagaimana dengan IRB, antropologi, filsafat? Anda menyukainya juga kan?

Iya. Sangat. Sampai sekarang. Itu menjadi salah satu mimpi saya yang sampai sekarang saya pegang dan suatu saat kelak pasti akan terwujud. Saya yakin.

Wah, anda bakalan sekolah terus dong? Tidak bosan?

Tidak. Saya suka sekolah. Saya tidak pernah merasa cukup dengan ilmu yang saya dapat.
Doakan saja semoga saya ada rejeki dan bisa mewujudkannya>

Pasti.Hidup anda tampaknya akan penuh dengan agenda sekolah dan bekerja, apakah anda tidak berpikir mengenai pasangan?

Hahahaha!!! Jelas berpikirlah. Saya masih merasa membutuhkan pasangan. Agenda sekolah dan bekerja tidak akan melupakan keinginan saya untuk berpasangan.

Kalau menikah?

Saya tidak tahu. Saya tidak punya rencana menikah sampai detik ini. Saya masih merasa tidak memiliki cukup energi untuk menikah. Tapi suatu saat nanti mungkin saja. Kita toh tidak akan pernah tahu apa yang menunggu kita di depan to? Jadi saya jalani saja.

Bagaimana dengan memiliki anak dan menjadi seorang ibu?

Saya ingin memiliki anak. Ya. Saya tahu saya ingin. Tapi itu pun bukan harga mati. Hidup saya, saya yakin, tidak akan sepi dari anakanak, mengingat saya adalah guru PG dan TK. Jadi pasti saya akan tetap terhibur jika pada akhirnya saya melajang. Menjadi seorang ibu dan memiliki anak bukanlah hal mainmain bagi saya. Saya hanya sering terpikir apakah saya punya cukup energi untuk menjadi ibu bagi anak saya. Bagaimana kalau saya bukanlah ibu yang baik? Saya tidak mau menciptakan monster.
Jadi, menjadi ibu dan memiliki anak adalah rencana jangka panjang sekali. Sekali lagi bukan harga mati.

Tampaknya anda sudah membikin keder orangorang yang mungkin berprospek menjadi pasangan anda dan mungkin ayah dari anak anda.

Hahahaha! Anda benar sekali. Sudah biasa kok. Bukan hal baru bagi saya.

Rencana hidup anda ke depan?

Sekolah lagi, berkomitmen dengan ibu paus bungkuk membantu menjalankan bioskopnya, pengen mengajar anakanak berkebutuhan khusus, menjaga taman bermain saya, belikan ibu mesin cuci, menambah jam terbang sebagai editor lepas dan penerjemah, punya sekolah sendiri.

Anda serius dengan sekolah sendiri itu?

Iya. Rencana jangka panjang juga. Masih ada di kepala sih. Tapi sudah ada nama untuk itu.
Nyicil nama.

Apa namanya?

Rumah Matahari atau Rumah Kue Jahe.

Heh? Kok aneh?

Hehehe, biasalah saya.

Good luck dengan mimpi anda itu ya.

Terima kasih. Saya butuh penyokong dana juga. Mungkin bisa bantu?

Boleh. Kalau ada kemauan pasti ada jalan.

Sip. Anda mau pergi sekarang?

ya. Mendung nih. Tampaknya akan turun hujan. Saya mau hujanhujan. Anda sendiri kan harus istirahat to? Saya lihat anda kecapekan. Saya pergi dulu. Lain kali saya datang lagi dan kita bisa membicarakan hal lain.

oke. Saya tunggu.

Oya, tetap mendekat ke manusia undurundur itu ya?

Kenapa?

Saya lihat dia mampu membuat anda tertawa dan menjadi diri anda sebenarnya. Mungkin memang benar apa yang dikatakan ibu paus bungkuk, dia menunggu gilirannya untuk terlihat oleh anda.

Mungkin saja. Saya senang mampu melihatnya sekarang.

Enjoy life ya.

Iya. Terima kasih.



25.07.09 14.16…

Sunday, July 12, 2009

sekarun





dia dan semua anak adalah salah satu alasan saya mencintai apa yang saya kerjakan selama ini: menjadi guru play group dan TK. saya menemukan sesuatu yang membuat saya hidup. tangisan, bau ompol, berak, muntahan, teriakan, tawa mereka membuat saya utuh menjadi diri saya. termasuk menyembuhkan diri saya sendiri.

terima kasih nak, memberi kesempatan pada saya untuk mencintaimu dan menyembuhkan diri sendiri melalui itu.

saya mencintaimu, dan terlebih lagi saya mencintai saya yang mencintaimu...