saya yakin dengan apa yang saya rasakan kepadanya: halus dan dalam. saya simpan dalam hati untuk semuanya ini. saya senang sekali memandangnya di depan saya bercerita tentang kehidupan barunya. begitu cerah.
best wishes for you.. ;)
Saturday, January 16, 2010
feeling lonely

saya merasakan kesepian yang tidak terelakkan beberapa hari belakangan ini. mungkin lebih tepatnya bukan beberapa hari ini, tetapi sudah agak lama, atau memang sudah lama sekali. timbul tenggelam. bahkan guyonan manusia undur-undur tidak terlalu bisa meredakannya. benar, saya tertawa terbahak-bahak mendengar suaranya di telepon, tapi belum cukup untuk sekedar menenangkan hati saya.
katanya, hakekatnya kita semua ini memang sendirian, jadi untuk apa terlalu meributkan perasaan kesepian dan sendiri itu. saya tahu itu, tapi saya tetap merasakan itu. selalu seperti ini.
saya kehilangan teman-teman saya. bagian dari diri saya yang tidak pernah bisa diisi kehadiran seorang manusia undur-undur sekalipun. seorang teman baik saya sedang larut dengan pekerjaan barunya dan saya tidak mampu mengatakan kepadanya betapa saya kehilangan saat-saat kami makan di warung kaki lima pinggir jalan sambil bercerita membahas apapun. pun kami bertolak belakang bagaikan dua keping mata uang yang berbeda. saya kangen itu tapi saya tidak mampu hanya sekedar berkata kepadanya bahwa saya kangen kebersamaan kami. saya hanya bisa menepi dan berjalan sendiri.
seorang sahabat saya sedang sibuk dengan dunianya sendiri. rumah baru dan pasangan baru. saya senang sekali dengan hal itu, tapi entahlah saya merasakan perasaan saya kosong kepadanya. saya kangen keberadaan dia di rumah, lengkap dengan semua hal yang bertolak belakang dari kami. saya ingin membagi tangggung jawab dengan dia, tapi sekali lagi saya tidak sanggup mengatakan apapun demi melihat dia sepanjang tahun kemarin depresi berat dan awal tahun ini berbahagia. saya sayang sekali kepadanya, tapi kadang saya merasakan bahwa saya ditinggalkan. perasaan yang sering kali saya tolak, karena saya berpikir tidak mungkin ia melakukan itu pada saya. tapi entahlah, saya merasa diri saya semakin kosong. sering merasa terpojok sendirian. tapi rasa sayang saya padanya besar sekali mengalahkan kekosongan itu. saya senang sekali melihat dia bangkit dari depresinya. saya pasti bisa mengatasi ini.
seorang sahabat dari SMA sibuk dengan keputusan-keputusannya tahun ini: rencana pernikahan, kebingungan-kebingungannya dengan pilihan hidupnya. saya ingin mengobrol panjang dengan dia. di suatu tempat, di suatu waktu hanya untuk kami. mengobrolkan segala hal yang tertunda lama karena kesibukan kami masing-masing. tertawa bersama seperti dulu. saya takut kehilangan dia setelah menikah nanti. masihkah ia bisa meluangkan waktunya hanya untuk sebuah obrolan panjang dengan sahabat lama?
ah, semua pikiran saya ini. pikiran seseorang yang egois mungkin, terlalu takut semuanya diambil dari dirinya. semua orang pasti berubah. prioritas berubah. saya harus siap dengan itu. kehilangan.
malam tadi saya menonton 'see the sea (Francois Ozon)'. saya tahu benar perasaan Sasha. kesepian, menunggu suaminya yang entah kapan pulang. ketika seseorang muncul meski hanya seorang asing, ia menyambutnya dengan suka cita. seorang teman bagi kesendiriannya. seseorang untuk diajak berbicara, bercerita, berbagi pendapat, bahkan untuk hal-hal yang paling remeh sekalipun. saya paham.
sudahlah, teman-teman saya tidak lupa pada saya, mereka hanya terlalu sibuk dengan hidupnya. saya paham.
Sunday, December 6, 2009
for what i am now, trying to be happy ;)
If I was a flower growing wild and free
All I'd want is you to be my sweet honey bee.
And if I was a tree growing tall and green
All I'd want is you to shade me and be my leaves
If I was a flower growing wild and free
All I'd want is you to be my sweet honey bee.
And if I was a tree growing tall and green
All I'd want is you to shade me and be my leaves
All I want is you, will you be my bride
Take me by the hand and stand by my side
All I want is you, will you stay with me?
Hold me in your arms and sway me like the sea.
If you were a river in the mountains tall,
The rumble of your water would be my call.
If you were the winter, I know I'd be the snow
Just as long as you were with me, when the cold winds blow.
All I want is you, will you be my bride
Take me by the hand and stand by my side
All I want is you, will you stay with me?
Hold me in your arms and sway me like the sea.
If you were a wink, I'd be a nod
If you were a seed, well I'd be a pod.
If you were the floor, I'd wanna be the rug
And if you were a kiss, I know I'd be a hug
All I want is you, will you be my bride
Take me by the hand and stand by my side
All I want is you, will you stay with me?
Hold me in your arms and sway me like the sea.
If you were the wood, I'd be the fire.
If you were the love, I'd be the desire.
If you were a castle, I'd be your moat,
And if you were an ocean, I'd learn to float.
All I want is you, will you be my bride
Take me by the hand and stand by my side
All I want is you, will you stay with me?
Hold me in your arms and sway me like the sea.
(all i want is you, barry louis polisar)
All I'd want is you to be my sweet honey bee.
And if I was a tree growing tall and green
All I'd want is you to shade me and be my leaves
If I was a flower growing wild and free
All I'd want is you to be my sweet honey bee.
And if I was a tree growing tall and green
All I'd want is you to shade me and be my leaves
All I want is you, will you be my bride
Take me by the hand and stand by my side
All I want is you, will you stay with me?
Hold me in your arms and sway me like the sea.
If you were a river in the mountains tall,
The rumble of your water would be my call.
If you were the winter, I know I'd be the snow
Just as long as you were with me, when the cold winds blow.
All I want is you, will you be my bride
Take me by the hand and stand by my side
All I want is you, will you stay with me?
Hold me in your arms and sway me like the sea.
If you were a wink, I'd be a nod
If you were a seed, well I'd be a pod.
If you were the floor, I'd wanna be the rug
And if you were a kiss, I know I'd be a hug
All I want is you, will you be my bride
Take me by the hand and stand by my side
All I want is you, will you stay with me?
Hold me in your arms and sway me like the sea.
If you were the wood, I'd be the fire.
If you were the love, I'd be the desire.
If you were a castle, I'd be your moat,
And if you were an ocean, I'd learn to float.
All I want is you, will you be my bride
Take me by the hand and stand by my side
All I want is you, will you stay with me?
Hold me in your arms and sway me like the sea.
(all i want is you, barry louis polisar)
Sunday, November 15, 2009
daughter and father
Saya membaca tulisan si ibu paus dalam catatan hariannya bahwa ia sudah berhenti mencintai ayahnya sejak lama. Saya tertawa. Cerita yang sama agaknya. Saya sendiri sudah berhenti mencintai ayah saya sejak usia saya sembilan tahun. Berabad lalu. Dan yang tersisa saat ini adalah bongkahan batu yang saya bawa di punggung dan hati saya kemanapun saya pergi. Sesuatu yang memang menjadi konsekuensi logis dari apa yang saya lakukan: menghentikan segala rasa cinta saya. Membuat jarak dengan segala hal yang berkaitan dengan dirinya.
Saat ini yang tersisa dari hubungan kami hanyalah hubungan berjarak yang hanya saling bertemu setiap akhir pekan tanpa menyapa tapi saling tahu keberadaan kami masing-masing. Saya tidak menyesal dengan itu. Saya sudah mempertimbangkan semuanya. Segala keputusan yang saya ambil. Sekarang biarkan masing-masing dari kami hidup dengan cara kami sendiri. Seperti ini. Jangan coba raih saya lagi. Cukup sampai di sini.
So fathers, be good to your daughters
Daughters will love like you do
Girls become lovers who turn into mothers
So mothers, be good to your daughters too
(daughter, john mayer)
Saat ini yang tersisa dari hubungan kami hanyalah hubungan berjarak yang hanya saling bertemu setiap akhir pekan tanpa menyapa tapi saling tahu keberadaan kami masing-masing. Saya tidak menyesal dengan itu. Saya sudah mempertimbangkan semuanya. Segala keputusan yang saya ambil. Sekarang biarkan masing-masing dari kami hidup dengan cara kami sendiri. Seperti ini. Jangan coba raih saya lagi. Cukup sampai di sini.
So fathers, be good to your daughters
Daughters will love like you do
Girls become lovers who turn into mothers
So mothers, be good to your daughters too
(daughter, john mayer)
Saturday, September 26, 2009
untitled
He fills world with fantasy
There is no fence to hold me
My realm the sky, the air, the sea
While his broad arms enfold me.
I swing on the rim of the rainbow
I steal moondust to tint the dawn sky
I fill up my pockets with embryo stars
Stole from my true lover’s eye.
He gave to me Aladdin’s lamp
And polish-cloth so fine
And now I have my wishes three
He’s mine, forever, mine.
So I swing on the rim of the rainbow
Stealing moondust to tint a dawn sky
And I fill all my pockets with embryo stars
Stole from my true lover’s eye
Stole from my true lover’s eye.
:saya dapatkan ini dari sebuah buku yang tidak begitu jelas judulnya untuk saya. saya tidak begitu memperhatikannya. kisah seorang gadis pergi ke kota besar untuk menemukan dirinya dan apa yang ia mau. kisah klasik ya.
untuk perasaan aneh yang saya dapat dan saya bisa jujur mengatakannya serta menjadi diri saya sendiri. lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
There is no fence to hold me
My realm the sky, the air, the sea
While his broad arms enfold me.
I swing on the rim of the rainbow
I steal moondust to tint the dawn sky
I fill up my pockets with embryo stars
Stole from my true lover’s eye.
He gave to me Aladdin’s lamp
And polish-cloth so fine
And now I have my wishes three
He’s mine, forever, mine.
So I swing on the rim of the rainbow
Stealing moondust to tint a dawn sky
And I fill all my pockets with embryo stars
Stole from my true lover’s eye
Stole from my true lover’s eye.
:saya dapatkan ini dari sebuah buku yang tidak begitu jelas judulnya untuk saya. saya tidak begitu memperhatikannya. kisah seorang gadis pergi ke kota besar untuk menemukan dirinya dan apa yang ia mau. kisah klasik ya.
untuk perasaan aneh yang saya dapat dan saya bisa jujur mengatakannya serta menjadi diri saya sendiri. lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Wednesday, September 9, 2009
sore itu...
Saya sedang berbaring membaca buku. Sebuah pertanyaan dari manusia di sebelah saya membuat saya terbengong. Tidak menyangka bahwa saat seperti ini akan sampai juga kepada saya.
Manusia undurundur:
Jika manusia undurundur itu ada di sampingmu, kamu akan menanyakan apa kepadanya?
Saya belum tersadar sepenuhnya. Diam, tapi mata saya masih terpaku pada hurufhuruf yang ada dalam buku. Konsentrasi saya pecah sudah.
Saya:
Apa?
Saya tidak berani mengalihkan mata saya dari buku yang saya baca. Saya dengar ia tertawa. Tawa yang membuat saya tidak tenang.
Manusia undurundur:
Kamu belum jawab pertanyaanku tadi. Kalau manusia undurundur yang ada dalam ceritamu itu ada di sini, kamu mau apa?
Saya terpaksa menurunkan buku saya dan menoleh ke arahnya. Sial! Saya tidak suka udara di sekitar saya. Kenapa begini? Wajah saya panas. Sial! Sekali lagi.
Saya:
Tidak akan tanya apaapa.
Jawaban bodoh. Rutuk saya. Ini pasti menggiring ke arah pertanyaan lain yang akan membuat saya semakin jengah dan terperangkap. Lihat ia tenang sekali.
Manusia undurundur:
Kenapa?
Saya:
Tidak kenapakenapa. Memang tidak akan bertanya saja. Tidak ada yang perlu ditanyakan.
Manusia undurundur:
Aku kok sepertinya kenal dengan manusia yang kamu tulis itu ya? Familiar.
Ya iyalah, batin saya. Mati saya sudah. Ketahuan. Saya tidak berani memandang ke arahnya. Begitu ia melihat mata saya, semua akan terlihat di sana. Mampus saya.
Manusia undurundur:
Itu aku kan?
Saya sudah tidak tahu bagaimana wajah saya. Pencuri yang ketahuan aksinya. Sudah kepalang basah, basah sekalian lah. Dengan wajah dan suara yang ditenangkan saya menjawab.
Saya:
Kok kamu yakin sekali? (lantas tawa saya pecah, terbahak)
Manusia undurundur:
Terasa saja. Itu aku kan?
Saya tidak menjawabnya. Saya hanya tertawa. Tawa sudah cukup bukan untuk menjawab pertanyaan itu? Semua sudah jelas. Saya memandangnya dan ia memandang saya.
Sore itu …
08.09.09 23.42…
Manusia undurundur:
Jika manusia undurundur itu ada di sampingmu, kamu akan menanyakan apa kepadanya?
Saya belum tersadar sepenuhnya. Diam, tapi mata saya masih terpaku pada hurufhuruf yang ada dalam buku. Konsentrasi saya pecah sudah.
Saya:
Apa?
Saya tidak berani mengalihkan mata saya dari buku yang saya baca. Saya dengar ia tertawa. Tawa yang membuat saya tidak tenang.
Manusia undurundur:
Kamu belum jawab pertanyaanku tadi. Kalau manusia undurundur yang ada dalam ceritamu itu ada di sini, kamu mau apa?
Saya terpaksa menurunkan buku saya dan menoleh ke arahnya. Sial! Saya tidak suka udara di sekitar saya. Kenapa begini? Wajah saya panas. Sial! Sekali lagi.
Saya:
Tidak akan tanya apaapa.
Jawaban bodoh. Rutuk saya. Ini pasti menggiring ke arah pertanyaan lain yang akan membuat saya semakin jengah dan terperangkap. Lihat ia tenang sekali.
Manusia undurundur:
Kenapa?
Saya:
Tidak kenapakenapa. Memang tidak akan bertanya saja. Tidak ada yang perlu ditanyakan.
Manusia undurundur:
Aku kok sepertinya kenal dengan manusia yang kamu tulis itu ya? Familiar.
Ya iyalah, batin saya. Mati saya sudah. Ketahuan. Saya tidak berani memandang ke arahnya. Begitu ia melihat mata saya, semua akan terlihat di sana. Mampus saya.
Manusia undurundur:
Itu aku kan?
Saya sudah tidak tahu bagaimana wajah saya. Pencuri yang ketahuan aksinya. Sudah kepalang basah, basah sekalian lah. Dengan wajah dan suara yang ditenangkan saya menjawab.
Saya:
Kok kamu yakin sekali? (lantas tawa saya pecah, terbahak)
Manusia undurundur:
Terasa saja. Itu aku kan?
Saya tidak menjawabnya. Saya hanya tertawa. Tawa sudah cukup bukan untuk menjawab pertanyaan itu? Semua sudah jelas. Saya memandangnya dan ia memandang saya.
Sore itu …
08.09.09 23.42…
Subscribe to:
Posts (Atom)