pasti ada hal positif yang tersisa...
seminggu ini benarbenar membingungkan untuk saya. kemana semua perginya gejolak itu? hanya dengan satu kali anggukan dan tawa lebar yang -demi Tuhan- keras sekali itu, semua mencair sudah. gila. ini benarbenar gila. saya tidak mengerti. saya pikir saya bisa sedikit lebih heroik (duh!), bisa sedikit mendongakkan kepala, bisa sedikit sombong untuk membalas semua sakit hati saya. tapi ternyata tidak bisa. saya tidak mengerti. maka terbingungbingunglah saya sampai saat ini.
tidak ada ekspektasi apapun. tidak ada keinginan apapun. saya berusaha belajar dari pelajaran semester kemarin. bahwa terlalu excited ternyata malah membuat saya tidak mampu melepaskannya. malah membuat saya menggenggam terlalu erat. saya mau belajar dengan lebih baik. lebih tenang. semua perasaan itu masih tersimpan, berjajar rapi tapi tidak meledakledak seperti kemarin. semua sudah mengalir dengan lebih tenang. kopi kental itu perlahanlahan mulai mengendap. tapi itu yang membuat saya bingung (apalagi sih Ka?). apakah ini hal yang tepat? apakah ini sudah sesuai dengan rel yang saya maksudkan? kalau dipikirpikir pasti akan kepikiran terus. berarti saya malah berteori dan tidak bisa lepas dalam menjalani hal ini. sudah, tidak usah dipikirkan.
apa yang saya lihat darinya? pada titik ini, semakin dilihat, memang benar apa kata seorang kawan baik saya -ia tipikal bujangan tanpa arah. apa yang kamu cari? bukankah kamu punya sesuatu yang mau diwujudkan? saya bukan pahlawan yang akan menuntunnya kembali kepada tracknya. tidak. itu bukan kapasitas saya. saya tidak mau jadi pahlawan kesiangan. dia bisa sendiri. tapi sedih juga melihatnya hanya berjalan ke sana kemari, tidak jelas mau pergi kemana.
saya bertanya pada diri saya, sekali lagi, apa yang kamu lihat darinya ka? saya melihat dirinya utuh sebagai manusia. gembel, berandal, tidak jelas, menyedihkan. ah, apa hak saya memberinya label sebanyak itu? saya tahu itu semuanya. saya menerimanya. saya menyayanginya. tapi taruhannya sudah jelas; terluka lagi, berdarah lagi, ditinggalkan lagi. tapi kenapa saya mau menerimanya lagi? saya tahu ini bukan keputusan populer. mengutip tulisan di blog seorang kawan baik saya yang lain: tabrak saja! benar kiranya, tabrak saja. sekarang yang ada itu. dan tanpa teori. lelah ternyata berteori. teori ttg cinta, tips bagaimana menjinakkan hati lawan jenis (duh!), tips tentang hubungan agar awet, etc. sudahlah. sekarang yang ada hanya saya dan dia. dan jalani saja semuanya.
satu yang pasti; tidak mungkin semua kepingan dirinya hanya terdiri dari sampah dan semua hal yang tidak jelas itu. pasti ada sesuatu yang positif yang berjalan berbarengan dengan semua kegembelan itu. pasti.
ah, saya hanya mampu menghela napas panjang untuk pelajaran kali ini... tanpa teori...
No comments:
Post a Comment