Saturday, September 27, 2008

little tin soldier


Angkasa tanpa pesan merengkuh semakin dalam
Berselimut debu waktu kumenanti cemas
Kau datang dengan sederhana
Satu bintang dilangit kelam
Sinarmu rimba pesona dan kutahu tlah tersesat
Kukejar kau takkan bertepi
Menggapaimu takkan bersambut
Sendiri membendung rasa ini
Sementara kau membeku
Khayalku terbuai jauh
Pelita kecilmu mengalir pelan dan aku terbenam
Redup kilaumu tak mengarah
Jadilah diriku selatan
Namun tak kau sadari hingga kini dan nanti


(satu bintang di langit kelam, RSD)





saya langsung terpelanting jauh demi mendengar lagu ini. kemudian teringat cerita dari blog sebelah. seorang yang benarbenar merindukan seorang kawan hidup agaknya. perbincangan seperti ini memang tidak pernah terasa manis. selalu getir yang tertinggal di mulut, di ingatan, di hati. seperti halnya prajurit timah dalam cerita andersen itu, demikian halnya saya. menatap sang balerina, kemudian menatap api di perapian, menatap ruangan sekeliling saya. melihat hati saya sendiri. memang, selalu berkaitan dengan hati tidak pernah mudah. tidak pernah mekanis. tidak pernah menjadi serta merta otomatis. sedari dulu memang saya berusaha belajar untuk itu. untuk tidak menjadi mekanis, meski untuk itu selalu ada yang dipertaruhkan.


hati saya...




Tuesday, September 23, 2008

melukis pelangi hari ini



labalaba kecil bermain di bak air,
hujan turun labalaba tergelincir.
matahari bersinar dan hujan berhenti,
dan labalaba kecil mulai main lagi

a
h, hari ini saya bersenangsenang. melukis matahari, langit berwarna biru penuh biribiri. saya juga melukis pelangi. tidak dengan warna yang utuh sebagaimana seharusnya, tapi tak apa, hanya warnawarna ini yang saya punya.

yuk, melukis pelangi... ;-)





Tuesday, September 9, 2008

elegi untuk hari ini...


pagipagi tadi hujan turun. bau tanah yang saya suka. basah. meruapkan bau hidup kalau boleh saya bilang. sebagai pelengkap pagi, setelah mandi saya mendengarkan sederet lagulagunya God Bless. ah, jadulnya ya. lama sekali tidak dengar mereka. dulu saya dengar mereka lewat kaset hitam blackboard ayah saya. track yang saya pilih pagi ini damai yang hilang dan huma di atas bukit.

dasar pemilihan lagu yang salah. harusnya saya bersemangat memulai hari, malah jadi merenung. dengerin syair mereka. saya merasa duduk di tepi pantai. di pinggirannya. perbatasan antara asin air laut dan pantai. rasanya damai sekali. seperti ada sesuatu yang keluar dari diri saya. berjalan. menuju ombak yang datang. berjalan lurus terus ke dalam laut. lalu hilang.

kedamaian yang berdempet erat dengan sesuatu yang sunyi, sepi, yang nol. lagu itu dan pantai dan laut mengingatkan saya bahwa kadang kala siasia hidup di dunia seperti ini tapi sekaligus membawa saya bersyukur atas apa yang saya peroleh saat ini. sampai titik ini. sesuatu yang aneh.

ah, laut... dan kenapa saya masih saja terobsesi dengan berjalan ke tengah laut?

untuk hari berkabut, hari ini...



Saturday, September 6, 2008

currently: sunny days..

I saw a rainbow just earlier today
Lately those rainbows be comin' round like everyday
Deep in the struggle i have found the beauty of me
God is watchin and the devil finally let me be
Here in this moment to myself
I'm gonna vibe with no one else
There is a conversation i need to have with me
It's just a moment to myself

They're all lookin at you, you've got everything to lose
Get up and dance girl, sing your tu-rah-loo-rah-loo
And quit bitchin bout how don't nobody really love you
Spread your rubber lovin and it bounces back to you
Here in this moment to myself
I'm gonna vibe with no one else
There is a conversation i need to have with me
It's just a moment to myself

Flowers are bloomin under gray skies and moons
Seems like i'm winnin everytime i lose
And the answers i been looking for been here all this time
Spread my rubber lovin and everything was fine
Here in this moment to myself
I'm gonna vibe with no one else
There is a conversation i need to have with me
It's just a moment to myself


(macy gray, moment to my self)


tidak ada lagi yang saya pegang saat ini, tidak ada. saya berjalan dengan apa yang ada di tangan saya. menyusuri jalan, memunguti batu, memetik bunga untuk menghiasi hati saya. melihat sekeliling saya, apakah ada yang bisa saya bantu dengan kedua tangan saya ini. merencanakan halhal kecil yang bisa saya lakukan tanpa harus meletakkan semua beban di pundak saya. meninggalkan semua hal melelahkan di belakang saya. sudah biarkan saja terjadi, yang sudah terjadi, yang sedang terjadi, yang akan terjadi...


this is me, sunny sunny days...





Monday, September 1, 2008

biografi kehilangan...

: K


Kehilangan bagaimanapun juga tidak akan mudah untuk dibicarakan. tidak akan pernah mudah untuk apapun itu . mungkin perlu berlembarlembar penjelasan untuk menjabarkan bagaimana sebuah kehilangan memberi efek yang luar biasa bagi orang yang kehilangan itu. atau dalam kasus yang sering saya jumpai sebuah kehilangan hanya bisa dijelaskan dengan diam dan mata yang bicara. seperti malam itu. di bawah lampu di tengah riuh orang saya peluk ibu yang menutup usia anaknya itu. sebuah peluk hangat untuknya, untuk apapun yang akan ia lahirkan nanti, untuk keponakan saya yang lain lagi.



kehilangan sekali lagi memang akan terus ada sepanjang usia manusia. kemarin, sekarang, nanti; apalah bedanya. hanya perkara waktu saja. ah, saya jadi belajar untuk sekali lagi tidak berupaya setengah mampus untuk mengendalikan apa yang ada di luar saya. berusaha menyerahkan semuanya pada mekanisme alam yang sudah ada, pada daur hidup yang sudah tergelar sempurna di depan saya. kenapa saya mesti menggenggam erat sesuatu yang besok pasti akan hilang? sekuat apapun saya pegang tetap akan hilang. so, let it be...


seperti kata seorang teman di kotak surat saya ketika saya bercerita bagaimana sedihnya ini semua harus berakhir: mmmm good things come to its eventual end. udah asik kan slama di sana. move on..

sekarang semua berjalan kembali. dengan rencanarencana baru. with or without you, let's walk again...





jika menutup mata

dan menghalangi cahaya apa pun dengan tanganmu

engkau akan menemukan aku

serupa benang sengkarut dari apa yang telah kau lihat

setangkup gelap yang tak pernah kau harap

yang mungkin mengamankan engkau

dari warna dan dunia

engkau tak akan beranjak ke manapun

meski tubuhmu menyimpan kenangan

tetapi engkau bersamaku, tanpa bunga-bunga

airmata dan yang pernah berguna bagi penglihatanmu

engkau akan menemukan dirimu

dalam sebuah musim; penuh lumpur

melesap di rimbun dedaun runtuh

kehilangan mata dan tubuh

engkau akan tak tahu

matahari ataukah hujan yang kelak menguraimu

engkau akan tak dapat melihat

apa-apa yang dapat dengan jelas mereka lihat

mungkin kau akan menjadi sampah

atau bergelut dengan tanah

lantas menjadi sebatang pohon di musim berikutnya

saat itu, cinta di kedua kakimu

dan engkau tak mampu membungkuk memungutnya

tetapi engkau bersamaku: berdamai dengan ketiadaan


(sebuah tiada, dina oktaviani)