Thursday, August 28, 2008
johan nathanael
katakata tampaknya tidak mampu lagi menjelaskan apa yang saya dengar sore tadi. semua tergambar jelas dengan serta merta di depan saya. seperti peta yang digelar lebarlebar, tulisannya begitu mencolok mata dan membuat saya langsung paham dan mengerti dalam satu anggukan saja.
pengertian yang membuat saya menjadi semakin menyayanginya. ia dan juga ibunya, adalah kisah gadis penjual korek api versi dunia nyata. ia, memang tidak berjualan korek api dalam dingin, tapi ia punya banyak korek api yang dipakainya untuk menghidupkan ayah, opa, oma, keluarga yang tidak ia miliki. ia, saat ini tidak mati kedinginan, tapi saat ini tengah bermain dengan riangnya mungkin sambil bertanya kenapa perut mamaku membesar? adikkukah di dalam sana? lalu mana ayah kami? kenapa hanya mama sendiri? kenapa kami hanya tinggal di sebuah rumah yang memiliki empat kamar, bersama perempuanperempuan lain seperti mama? lalu kenapa mama tetap berada di atas panggung dengan perut besar dan membiarkan semua mata memandang tubuh mama dengan liar? saya lalu membayangkan jawaban ibu johan: johan sayang, kamu perlu makan. adik dalam perut mama perlu makan. mama juga. jadi diamlah nak. bermainlah. sekolahlah yang pintar, jadilah orang, supaya kelak kamu tidak perlu hidup lagi seperti ini.
ah, pikiran saya berlari terlalu jauh memang. seperti biasa.
satusatu aku sayang ibu, duadua juga sayang ayah, tigatiga sayang adik kakak.
satu dua tiga, sayang semuanya...
bu ita (nama saya berubah kalau dia panggil saya), aku hanya punya mama dan molly, lalu bagaimana?
mendadak semua jadi terasa ironik. lidah saya kelu seketika...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
mbak ika, aku menangis...baca cerita ini
Post a Comment