Monday, September 1, 2008

biografi kehilangan...

: K


Kehilangan bagaimanapun juga tidak akan mudah untuk dibicarakan. tidak akan pernah mudah untuk apapun itu . mungkin perlu berlembarlembar penjelasan untuk menjabarkan bagaimana sebuah kehilangan memberi efek yang luar biasa bagi orang yang kehilangan itu. atau dalam kasus yang sering saya jumpai sebuah kehilangan hanya bisa dijelaskan dengan diam dan mata yang bicara. seperti malam itu. di bawah lampu di tengah riuh orang saya peluk ibu yang menutup usia anaknya itu. sebuah peluk hangat untuknya, untuk apapun yang akan ia lahirkan nanti, untuk keponakan saya yang lain lagi.



kehilangan sekali lagi memang akan terus ada sepanjang usia manusia. kemarin, sekarang, nanti; apalah bedanya. hanya perkara waktu saja. ah, saya jadi belajar untuk sekali lagi tidak berupaya setengah mampus untuk mengendalikan apa yang ada di luar saya. berusaha menyerahkan semuanya pada mekanisme alam yang sudah ada, pada daur hidup yang sudah tergelar sempurna di depan saya. kenapa saya mesti menggenggam erat sesuatu yang besok pasti akan hilang? sekuat apapun saya pegang tetap akan hilang. so, let it be...


seperti kata seorang teman di kotak surat saya ketika saya bercerita bagaimana sedihnya ini semua harus berakhir: mmmm good things come to its eventual end. udah asik kan slama di sana. move on..

sekarang semua berjalan kembali. dengan rencanarencana baru. with or without you, let's walk again...





jika menutup mata

dan menghalangi cahaya apa pun dengan tanganmu

engkau akan menemukan aku

serupa benang sengkarut dari apa yang telah kau lihat

setangkup gelap yang tak pernah kau harap

yang mungkin mengamankan engkau

dari warna dan dunia

engkau tak akan beranjak ke manapun

meski tubuhmu menyimpan kenangan

tetapi engkau bersamaku, tanpa bunga-bunga

airmata dan yang pernah berguna bagi penglihatanmu

engkau akan menemukan dirimu

dalam sebuah musim; penuh lumpur

melesap di rimbun dedaun runtuh

kehilangan mata dan tubuh

engkau akan tak tahu

matahari ataukah hujan yang kelak menguraimu

engkau akan tak dapat melihat

apa-apa yang dapat dengan jelas mereka lihat

mungkin kau akan menjadi sampah

atau bergelut dengan tanah

lantas menjadi sebatang pohon di musim berikutnya

saat itu, cinta di kedua kakimu

dan engkau tak mampu membungkuk memungutnya

tetapi engkau bersamaku: berdamai dengan ketiadaan


(sebuah tiada, dina oktaviani)






No comments: