jalan kecil di belakang rumahmu
membujur jalan setapak, tanpa pohon, tanpa pagar
kesedihan segera meluap dari tubuhnya seperti es krim,
meleleh di tangan bocah
: kental dan setengah dingin
menyentuhnya membuatmu menepi sebentar
dari kenyataan yang jauh menyedihkan
kenangan, sebutlah demikian,
kini menyusur jalan setapak itu
tanpa pohon, tanpa pagar
tanpa aku dan kamu lagi
(gunawan maryanto, 2008)
No comments:
Post a Comment